
BPIP - KPU KARANGANYAR, TANAMKAN DEMOKRASI PANCASILA KEPADA KALANGAN MILENIAL
KARANGANYAR – Bertujuan menanamkan ideologi nilai-nilai Pancasila kepada kaum muda, KPU Karanganyar bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar Seminar Nasional Advokasi Pembinaan Ideologi Pancasila bertajuk “Penanaman Demokrasi Pancasila untuk Kalangan Milenial” Rabu (02/03/2022) di Hotel Taman Sari Karanganyar.
Seminar yang diikuti oleh perwakilan siswa-siswi SMA/SMK/MA/sederajat serta guru pengampu Pendidikan Kewarganegaraan se-Kabupaten Karanganyar tersebut disambut baik oleh Bupati Karanganyar Juliyatmono. Dalam sambutannya, Juliyatmono mengapresiasi kegiatan yang menyasar kaum muda agar tetap berpedoman dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila.
Juliyatmono berharap melalui kegiatan ini dapat memberikan pencerahan kepada generasi milenial tentang apa yang harus dilakukan untuk memperkokoh nilai-nilai kesatuan Pancasila.
“Semoga kehadiran bapak-ibu semua memberikan semangat kepada seluruh warga Karanganyar bahwa dalam kehidupan selalu mengedepankan ideologi Pancasila” Ujarnya.
Seminar yang dikemas menjadi 2 (dua) sesi tersebut diharapkan mampu membangkitkan kembali ideologi Pancasila yang perlahan mulai memudar di masyarakat. Hal itu yang melatarbelakangi pembentukan BPIP," kata Kemas Akhmad Tajuddin, Deputi Hukum, Advokasi, dan Pengawasan Regulasi BPIP dalam paparan sesi 1.
Dalam kehidupan berdemokrasi, kata Tajuddin, memerlukan pemilih-pemilih yang cerdas dan rasional. “oleh karena itu, pedoman Pancasila harus dipergunakan untuk memilih dalam Pemilu, dan mulai bulan Juli 2022 Mata Pelajaran Pancasila rencananya akan kembali masuk dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Harapannya nanti kaum muda mampu mempunyai pertimbangan yang rasional saat Pemilihan Umum sehingga pilihannya mampu mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan jauh dari kata pragmatis” tambahnya.
Hal senada disampaikan Dr. Lia Kian, Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP, yang menyampaikan bahwa Pancasila selain sebagai filsafat ilmu juga berperan sebagai pegangan dari semua ilmu.
“Bukan hanya dihafalkan namun juga sebagai rujukan untuk kehidupan berbangsa karena sila-sila dalam Pancasila saling berkorelasi dan bermanifestasi,” Katanya.
Untuk itu, lanjut Lia Kian, sebagai pemilih pemula nantinya ada 4 (empat) point yang harus diingat yakni partisipasi aktif, hindari politik identitas, hindari politik primordial, dan hindari politik uang.
Terakhir pada sesi 1, Anggota KPU Republik Indonesia, Hasyim Asy’ari, melakukan paparan interaktif dengan peserta seminar dengan melontarkan pertanyaan yang berkaitan dengan penerapan sila-sila Pancasila berdasarkan pengalaman pribadi masing-masing.
Hasyim Asy’ari, dalam penjelasannya menekankan bahwa meskipun dalam sila ke-4 Pancasila menyebut musyawarah untuk mufakat adalah nilai yang harus diterapkan dalam demokrasi, namun bukan berarti Pemilu bertentangan dengan sila ini. “Demokrasi di Indonesia tidak bisa dilakukan dengan bermusyawarah untuk mufakat karena jumlah pemilih di Indonesia lebih dari 190 juta sehingga sulit sekali mencapai mufakat, makanya demokrasi dikemas dalam bentuk pemungutan suara atau voting untuk memilih pemimpin," Terangnya.
Kemudian pada sesi 2 Triastuti Suryandari, Ketua KPU Karanganyar memaparkan kunci sukses Pemilu Serentak Tahun 2024 yaitu dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila untuk memilih wakil rakyat nantinya.
"Tidak cukup untuk menjadi warga negara yang baik, namun jadilah warga negara yang aktif di Pemilu tahun 2024,” paparnya.
Sementara Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Karanganyar, Tyas Ngambar Widyowati, yang juga hadir sebagai narasumber menyampaikan bahwa ideologi Pancasila harus senantiasa menjadi pedoman dan pola pikir untuk mencapai cita-cita.
“Bagi adik-adik (Pelajar-red) yang datang disini, harapan saya pada Pemilu tahun 2024 mau terlibat dalam proses Pemilu, baik menjadi KPPS, Pengawas TPS, maupun kegiatan aktif lainnya”. Katanya. (lul)